Karakteristik Durian Kura-Kura

Di daerah Kalimantan Barat, terdapat salah satu jenis buah durian yang bisa Anda konsumsi salah satunya adalah durian kura-kura. Jenis buah durian ini dinamakan demikian karena kura-kuralah yang diperkirakan memakan buah tersebut. Bahkan hal ini juga bisa terjadi pada saat buah tersebut muncul di leher maupun pangkal batang 30 cm dari permukaan tanah.

Informasi Sekitar Durian Kura-Kura

Untuk ukuran dari buah durian ini kira-kira hanya sebesar buah sukun. Pada saat buah durian ini masih muda memiliki warna hijau, sedangkan jika sudah tua maka memiliki warna kuning. Untuk biji buah ini terbilang cukup kecil dan memiliki daging yang agak tebal. Kemudian, buah durian kura-kura ini juga memiliki rasa yang manis meskipun buah belum matang sepenuhnya.

Untuk spesies dari durian ini banyak Anda temukan pada lokasi yang berdekatan dengan aliran sungai. Di alam bebas memiliki tinggi sekitar 10-25 meter. Sedangkan daun dengan bentuk elips ini sendiri memiliki ukuran 6-9 cm. Permukaan daun yang berada di bagian atasnya licin, kemudian bagian bawahnya memiliki warna keemasan.

Keunikan dari Durian Kura-Kura

Durian kura-kura ini memiliki beberapa keunikan. Sebab, biasanya buah durian ini hanya akan bergelantungan pada dahan yang tinggi. Hanya saja durian ini buahnya akan tumbuh di pangkal pohon atau di bawah. Secara fisik, buah durian ini hampir sama dengan beberapa buah durian yang lainnya. Ditambah lagi dengan biji yang lebih kecil dan juga dagingnya yang berwarna kekuningan.

Durian jenis ini sudah banyak ditemukan di pinggir aliran sungai. Jenis durian ini sendiri buahnya tumbuh pada pangkal batang maupun dekat dengan akar, kemudian memiliki ketinggian 30 cm dari permukaan tanah. Maka dari itu, membuat buah durian jenis kura-kura ini tergeletak begitu saja di dekat tanah.

Dinamakan durian kura-kura ini sendiri karena buahnya yang tergeletak di tanah sekaligus menjadi santapan kura-kura di sekitar sungai. Durian kura-kura ini juga pertama kalinya ditemukan di Desa Kelawai, Kecamatan Nanga Pinoh. Kemudian di Desa Mandor, Kecamatan Mandor, dan beberapa tempat lainnya.